Sepuluh Tren yang dipicu Inovasi Digital di 2019 dan Masa Depan

Screen_Shot_2021-01-06_at_12_48_17.png
Share

Tren yang akan muncul sebagai efek dari inovasi digital di 2019 dan di masa depan menjadi buah bibir masyarakat dunia. Masyarakat dan pelaku bisnis harus menyiapkan diri agar tidak tergilas oleh perubahan tersebut melainkan merangkulnya dan memetik manfaatnya.

Berikut ini adalah sepuluh prediksi tren yang akan mengemuka di tahun 2019 dan setelahnya oleh firma konsultan teknologi dan manajemen terkemuka di dunia, Gartner Inc. Salah satu prediksi utama Gartner adalah menyoroti perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang akan memicu perubahan yang sangat mendasar baik di lingkungan bisnis maupun kehidupan masyarakat sehari-hari.

Sebagai contoh, saat ini mulai berkembang layanan perawatan kesehatan secara virtual yang diperkirakan akan terus meningkat tidak saja dari sisi implementasinya di berbagai negara melainkan juga kualitasnya berkat penggunaan teknologi AI. 

Tren ini menjadi salah satu yang diprediksi Gartner akan terus mengemuka karena mampu mengubah layanan kesehatan menjadi lebih baik dan hemat biaya. Betapa tidak, dengan layanan kesehatan virtual ini menjadi jawaban atas minimnya tenaga kesehatan, khususnya untuk masyarakat pedesaan dan daerah terpencil lainnya. Kita, bisa membayangkan saat ini keterbatasan masyarakat pedesaan saat membutuhkan layanan kesehatan. Dengan jarak tempat tinggal dan pusat layanan kesehatan terdekat relatif jauh, biaya yang harus dikeluar pasien juga mahal mulai dari transportasi, sampai perawatan kesehatan dan obatnya itu sendiri. Akibatnya bisa ditebak, kualitas kesehatan masyarakat di daerah pedesaan dan perkotaan menjadi “jomplang” dan pada ujungnya mereka akan semakin tertinggal dan kalah bersaing dengan masyarakat yang lebih mudah menjangkau layanan kesehatan. 

Ini baru di bidang layanan kesehatan. Bagaimana dengan dibidang lain? Gartner memprediksi inovasi digital yang akan terus berkembang termasuk teknologi AI akan memicu perubahan secara konstan yang tidak akan mungkin bisa diikuti oleh organisasi dan perusahaan. 

Meski demikian perubahan ini juga menghadirkan kesempatan bagi perusahaan atau organisasi untuk menjadi yang terdepan dan unggul dibanding yang lainnya. "Perusahaan dapat mengubah perubahan yang terus-menerus terjadi menjadi aset jika mereka mempertajam visi mereka untuk melihat masa depan," kata Daryl Plummer, Vice President Gartner Distinguished, Analis, di Gartner Symposium/ITxpo 2018 di Orlando, Florida.

Prediksi 1. Skill dibidang AI Kurang Berkembang 

Hingga 2020, 80% proyek AI akan tetap bersifat alchemy (alami) dan dilakukan oleh mereka yang bukan ahlinya, karena perusahaan organisasi belum banyak yang mau mengembangkan SDM-nya sendiri. 

Dalam lima tahun terakhir, meningkatnya popularitas dan sensasi terkait AI secara teknis, telah mendorong peningkatan pemanfaatannya di berbagi bagian dalam organisasi. Namun hype yang luar biasa ini juga memicu ekspektasi yang tidak masuk akal dari bisnis. Apalagi hal ini tidak diimbangi oleh peningkatan kompetensi para professional di bidang AI. Masih terbatasnya istilah-istilah yang mudah dimengerti banyak pihak juga menjadi penghambat perkembangan AI. Sebagai contoh saat ini saja belum ada yang bisa menjelaskan seberapa spesifik dan skill set seperti apa yang harus dikuasai untuk menjadi ahli dalam AI, tidak ada jawaban yang seragam. Memadukan sejumlah skill baru dengan automasi berbasis AI kemungkinan besar dapat berkontribusi mendorong perkembangan potensi ini. 

Prediksi 2. Face Recognition Mempermudah Pencarian Orang Hilang

Pada tahun 2023, jumlah orang hilang diperkirakan akan turun hingga 80% dibanding tahun 2018 berkat teknologi Face Recognition berbasis AI.

Gartner memprediksi teknologi Face Recognition berbasis AI pemanfaatannya akan terus berkembang dan menjadi solusi andalan untuk pencarian orang hilang, khususnya anak-anak dan lanjut usia. Meskipun begitu, itu bukan teknologi dan aplikasi yang sama yang saat ini sudah banyak digunakan di smartphone, masih diperlukan upaya-upaya penyempurnaan dan peningkatan kemampuan teknologi ini dalam mendeteksi wajah, menentukan ukuran sampel, dan pengumpulan datanya. Hal lain di luar persoalan teknis yang akan menentukan perkembangan teknologi ini adalah terkait kerahasiaan data pribadi yang perlu melibatkan masyarakat dalam penggunaan data pribadi ini. 

Prediksi 3. Virtual Care Tingkatkan Kesehatan Masyarakat

Pada tahun 2023, jumlah kunjungan ke fasilitas gawat darurat (ICU) di Amerika Serikat akan berkurang hingga 20 juta pasien yang disebabkan oleh semakin meluasnya pelayanan kesehatan secara virtual (virtual care) berbasis teknologi AI. 

Pelayanan kesehatan secara virtual telah membuktikan dapat menghadirkan layanan yang lebih nyaman dan hemat biaya dibanding pelayanan tatap muka. Kurangnya jumlah dokter, di samping peningkatan fokus pada hasil, perawatan yang lebih terkoordinasi dan kesehatan masyarakat, mendorong munculnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien. Virtual care menjadi jawaban kebutuhan ini. Ke depan pemanfaatan AI akan semakin menyempurnakan model baru dari pelayanan kesehatan ini. 

Prediksi 4. Cyberbullying Semakin Meningkat

Pada tahun 2023, akan semakin banyak perusahaan dan organisasi yang mewajibkan tenaga kerjanya untuk menandatangani semacam surat pernyataan sebagai bentuk komitmennya mengurangi cyberbullying. Tetapi, 70% inisiatif ini dipastikan akan gagal. 

Efek negatif cyberbullying diprediksi akan menurunkan tingkat kesehatan, kepuasan, dan stabilitas dari individu. Tahun 2019 ini diprediksi akan terjadi peningkatan tindakan hukum di lingkungan perusahaan dan organisasi hingga 44% dibanding tahun 2017.

Seiring dengan maraknya gerakan cyberbullying yang bersifat endemis ini, Gartner merekomendasikan kepada para pemimpin bisnis maupun masyarakat untuk lebih menunjukkan rasa hormat pada individu lain sehingga bisa menjadi contoh bagi karyawan atau masyarakat umumnya agar mengurangi fenomena cyberbullying. Gartner juga mendorong para pemimpin bisnis untuk melakukan perubahan kultur perusahaan dengan cara mulai melatih dan membiasakan para karyawannya untuk mengenali dan melaporkan terjadinya cyberbullying. 

Prediksi 5. Diversity Meningkatkan Kinerja Perusahaan

Pada tahun 2022, 75% perusahaan dan organisasi yang memiliki pimpinan atau pengambil keputusan yang mencerminkan budaya keberagaman dan inklusi memiliki potensi yang lebih besar untuk melampaui target revenue perusahaan.

Hal tersebut terjadi dikarenakan keragaman budaya dalam kinerja tim memiliki dampak yang jelas terhadap keuangan.

Perusahaan dan organisasi sangat memahami manfaat dan pentingnya keberagaman. Namun ke depan keberagaman tidak saja sebatas soal SARA, perusahaan juga harus lebih menghargai keberagaman dari sisi pola pikir, budaya, hingga cara kerja dan mengembangkan inklusivitas. Untuk merealisasikan hal ini perusahaan dituntut untuk terus memberikan pelatihan leadership 50% lebih banyak. Tentu saja tidak semua karyawan akan mendukung. Gartner memprediksi hanya sekitar 40% karyawan yang setuju dengan langkah perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Tahun 2020, Gartner memprediksi 15% perusahaan besar akan bertransformasi dan memiliki lingkungan kerja yang inklusif. Tugas para pemimpin, khususnya divisi HR untuk membuat aturan yang dapat mendorong lingkungan kerja yang inklusif bisa tercipta. 

Prediksi 6. Data Pribadi “Hambat” Perkembangan Blockchain

Pada tahun 2022, 75% proyek blockchain publik akan terganggu” oleh banyaknya data pribadi yang masuk dan bertentangan dengan regulasi Data Privacy.

Regulasi privasi data dinilai sebagai salah satu tantangan terbesar bagi perkembangan blockchain. Mayoritas solusi dan pemanfaatan teknologi blockchain memiliki ruang yang bersinggungan dengan data pribadi, sementara regulasi kerahasiaan data pribadi sangat membatasi penggunaan data pribadi ini. 

Ini juga menyulitkan bagi para developer, karena mudah saja menyimpan data-data pribadi secara melanggar aturan meskipun secara tidak disengaja. Celakanya, salah satu keunggulan yang ditawarkan blockchain adalah soal integrity dan keamanannya sehingga tidak memungkinkan developer menghapusnya tanpa Karena blockchain tidak dapat diubah, data pribadi tidak dapat dihapus tanpa merubah keseluruhan chain. Gartner merekomendasikan perubahan regulasi kerahasiaan data pribadi dengan penerapan prinsip-prinsip privacy by design yang lebih sesuai dengan arsitektur blockchain, seperti larangan penulisan data pribadi dalam bentuk teks dan lainnya.

Prediksi 7. Aturan Data Privasi Pangkas Penghasilan dari Iklan 

Pada tahun 2023, Aturan Data Privasi akan meningkatkan biaya online dengan memangkas penggunaan ‘cookies’ dan berakibat pada berkurangnya pendapatan mesin iklan pada internet. 

Ketika aturan untuk melindungi data konsumen menjadi lebih lazim, pengaruhnya akan mengganggu infrastruktur periklanan internet saat ini dan para pemain utamanya. Secara tradisional, perusahaan menggunakan data konsumen melalui “cookies” untuk mempersonalisasi dan mengarahkan iklan, tetapi aturan data privasi seperti (GDPR) mensyaratkan persetujuan dari pemilik data terkait dengan bagaimana informasi data pribadi mereka boleh digunakan atau mungkin “dijual”. 

Dengan adanya aturan ini ”cookies” nantinya hanya akan akan menjadi salah satu mekanisme pengecekan saja. Hal ini menyebabkan pendapatan berbasis iklan akan menurun. dikarenakan meningkatnya model pembayaran yang dikhususkan untuk konten dan fitur premium. Pada akhir tahun 2019, Gartner memprediksi pendapatan iklan lima perusahaan teknologi pemasaran terbesar saat ini akan menurun sebesar 10%.

Prediksi 8. Cloud Computing Membuka Peluang Sumber Revenue Baru

Pada tahun 2020, digitalisasi akan mendorong kapabilitas internal menjadi sumber revenue baru melalui pemanfaatan cloud dan fleksibilitas.

Secara historis, tim TI internal selalu mencari cara untuk ‘menjual; kapabilitas khusus/unik yang dimilikinya namun terkendala oleh berbagai keterbatasan dari sisi ekonomi, teknis maupun pemasaran. Namun dengan infrastruktur cloud computing dan cloud service provider menjadi jawaban terhadap semua keterbatasan yang dimiliki tim TI internal dimasa lalu. Dari sisi skala menjadi tanggung jawab penyedia layanan cloud, memasarkan aplikasi melalui App Store dan tool-tool cloud yang ada akan menjadikan dukungan dan peningkatan menjadi lebih mudah. Tidak sedikit perusahaan yang saat ini mulai melihat kemungkinan memanfaatkan tool pemasaran internal sebagai sumber revenue baru. Jika sudah demikian, tinggal persoalan waktu saja untuk unit bisnis lainnya. 

Prediksi 9. Gatekeepers Meraih Market Share 

Pada tahun 2022, berbagai perusahaan akan memanfaatkan posisinya sebagai ‘penjaga gawang’ dari raksasa-raksasa digital dunia untuk meraih hingga 40% market share secara global di industrinya.

Pada tahun ini para raksasa industri digital diprediksi akan mampu meraih peningkatan revenue dua kali lipatnya dengan cara menarik lebih banyak pengguna secara global dan memperluas penawarannya. Tidak salah bila mereka juga diprediksi akan mengendalikan ekosistem perekonomian dunia. Hal ini juga dimungkinkan oleh karena semakin meluasnya adopsi perangkat dan solusi digital di seluruh dunia yang memudahkan mereka terkoneksi dengan konsumen di pasar yang lebih luas lagi. 

Prediksi 10. Konsumer Tidak Peduli Ancaman Keamanan Digital 

Pada 2021, skandal social media dan pelanggaran keamanan tidak akan dihiraukan konsumer. Manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi menjadikan kalangan konsumer tidak menghiraukan persoalan privasi dan keamanan. Mayoritas consumer berpikir perusahaan teknologi harus diatur, tetapi meski terjadi pelanggaran keamanan berulang kali, mayoritas tetap memilih untuk terus berlangganan atau menggunakan layanan digital tersebut meski penyedia layanan atau produk tersebut tidak melakukan perbaikan yang signifikan sejak terjadinya pelanggaran keamanan.