Revolusi Sistem Pelayanan Kesehatan di Era Internet-Of-Thing

Screen_Shot_2021-01-05_at_13_28_35.png
Share

Selamat datang di era Internet of Things (IoT). Teknologi IoT akan merevolusi proses bisnis diberbagai bidang, misalnya di bidang manufaktur, pertanian, digital-marketing, dan juga pelayanan kesehatan. Pada dunia pelayanan kesehatan, teknologi IoT akan merubah sistem pelayanan kesehatan menjadi lebih cerdas, murah, bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Menurut researcher markets and markets, penerapan layanan kesehatan berbasis IoT akan bernilai 158,07 milyar USD pada tahun 2022. 

Konsep IoT dalam pelayanan kesehatan sebenarnya merupakan implementasi gabungan antara beberapa teknologi, yaitu teknologi wireless sensor, cloud computing, dan Artifical Intelligence (AI). Teknologi wireless sensor menjadi ujung tombak dalam proses akuisisi data medis. Dahulu, proses akuisi data dilakukan  secara manual oleh dokter atau perawat di rumah sakit. Metode manual ini sangat memakan waktu dan rentan terhadap kesalahan. Dengan teknologi wireless sensor, proses akuisisi data bisa dilakukan secara real-time dan berkelanjutan untuk ditransmisikan keperangkat IoT lainnya melalui media wireless.

Data-data yang diakusisi oleh perangkat sensor tentunya perlu untuk disimpan dan diproses dengan algoritma machine learning untuk mendiagnosa penyakit yang diderita oleh pasien. Dalam hal ini teknologi cloud computing akan membantu dalam pemrosesan data dalam jumlah besar dengan kompleksitas algoritma yang tinggi. Selain itu perkembangan teknologi AI akan memungkinkan diagnosa kesehatan dilakukan secara otomatis oleh mesin dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Arsitektur Sistem

Arsitektur dari sistem pelayanan kesehatan berbasis IoT ditunjukkan oleh gambar di bawah. Ada empat komponen utama pada arsitektur sistem ini, yaitu modul akuisisi data, data gateway, cloud storage & processing, serta modul monitoring. Data medis dan lokasi real-time dari pasien diperoleh melalui modul akuisisi data yang terdiri dari wireless sensor dan servis location-based detection. Jenis koneksi wireless yang digunakan biasanya adalah WiFi (IEEE 802.11) atau Wireless Body Area Network (WBAN). Zig Bee dan Bluetooth salah satu protokol WBAN dengan konsumsi daya dan kecepatan data yang rendah.

Data medis kemudian ditransmisikan ke internet melalui data gateway yang biasanya berupa smart phone yang dibawa oleh pasien. Ketika resource dari smart phone tidak bisa mendukung aplikasi, maka cloudlet bisa digunakan sebagai data gateway. Cloudlet bisa diimplementasikan dengan PC spek rendah seperti raspberry pi atau arduino. Cloudlet digunakan untuk menjalankan aplikasi yang bersifat time-critical pada aplikasi monitoring. Data medis kemudian ditransmisikan ke cloud service untuk penyimpanan data dan pemrosesan data lebih lanjut yang membutuhkan kemampuan prosesor dan memori yang lebih tinggi.

Pada akhirnya, data medis akan ditampilkan di aplikasi yang dapat diakses oleh para tenaga medis di rumah sakit atau pun ke keluarga terdekat. Aplikasi dapat memberikan sinyal peringatan apabila tindakan konsultasi lebih lanjut dengan dokter dibutuhkan karena adanya gejala-gejala timbulnya penyakit pada pasien. Dengan sistem ini, diharapkan gejala awal timbulnya penyakit bisa diprediksi lebih dini sehingga tindak pencegahan dapat dilakukan.

Revolusi Pelayanan Kesehatan

Lalu bagaimana IoT akan merevolusi pelayanan kesehatan? Berikut beberapa fitur pada sistem IoT yang akan merevolusi pelayanan kesehatan:

1. Monitoring Kesehatan Jarak Jauh

Tersedianya perangkat wearable-sensor bahkan contactless-sensor membuat proses monitoring kesehatan bisa dilakukan dari rumah pasien. Sebagai contoh Murata electronics menciptakan contactless sensor yang memungkinkan proses monitoring kualitas tidur dari pasien di rumah setiap hari tanpa mengganggu kenyamanan pasien. Hal ini disebabkan oleh karena sensor menggunakan teknologi ballistocardiography yang memungkinkan perangkat sensor digunakan hanya dengan meletakkan sensor di tempat tidur. Data medis yang diperoleh dari perangkat sensor ini dapat digunakan oleh dokter untuk menganalisa dan memberikan rekomendasi kepada pasien untuk memperbaiki kualitas tidurnya.

2. Pencegahan Penyakit Secara Dini

IoT akan membantu menekan biaya penyelenggaran kesehatan. Hal ini dimungkinkan karena proses pemantauan bisa dilakukan real-time dan berkelanjutan. Dengan demikian ketika ada informasi terkait gejala-gejala penyakit tertentu pada pasien akan secara otomatis meneruskannya kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan merekomendasikan tindakan pencegahannya. 

3. Diagnosa Penyakit Kronis dengan AI

Penyakit kronis adalah salah satu penyebab kematian yang paling utama. Perangkat IoT akan mengumpulkan data medis dan teknologi AI akan digunakan untuk menganalisa pola data medis yang diukur dan membuat rekomendasi secara otomatis seperti yang biasa dilakukan dokter saat ini. Baru-baru ini bahkan tim ilmuwan dari Universitas Nottingham telah menemukan algoritma AI yang dapat mendiagnosa resiko timbulnya penyakit jantung pada pasien yang lebih akurat daripada diagnosa dokter. Algoritma AI tersebut memiliki akurasi 74,5-76,4%, lebih tinggi dari diagnosa dokter normal dengan tingkat akurasi 72, 8%.

Secara umum, perkembangan teknologi IoT dalam pelayanan kesehatan akan merevolusi sistem pelayanan kesehatan yang selama ini bersifat reaktif, menjadi bersifat proaktif. Proses monitoring secara berkelanjutan memungkinkan deteksi dini akan gejala awal penyakit kronis sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan. Dengan keunggulannya tersebut tidak heran jika para stakeholder kesehatan berharap banyak terhadap IoT untuk menurunkan tingkat resiko pasien terkena penyakit kronis yang membahayakan keselamatan jiwanya.