Riset iCIO : 50% Karyawan Merasakan Produktivitas Meningkat Saat WFA

1683010878media_coverage_-_icio_research_future_of_work_-_2_-_compressedpng.png
Share

Terkendalinya pandemi Covid-19 dan kemudian dicabutnya aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang telah diterapkan kurang lebih dalam 2 tahun terakhir telah mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan pemberlakuan work from home (WFH) / work from anywhere (WFA) dan kembali ke model kerja work from office (WFO).

Karena perubahaan model kerja seperti ini, iCIO Community didukung oleh CTI Group melakukan riset “Future of Work” untuk mengetahui model kerja seperti apa yang diharapkan karyawan, untuk tetap bisa produktif serta tantangan apa saja yang dihadapi.

Riset mengungkap 55% karyawan, mengatakan perusahaan mereka saat ini menggunakan model kerja hybrid dan 45% lainnya sudah kembali bekerja dari kantor.

Dari sisi produktivitas, penerapan WFA juga dianggap 50% karyawan merasakan produktivitas meningkat dengan penerapan WFA, 40 % mengaku tidak merasakan perbedaannya saat bekerja di kantor ataupun dimana saja dan hanya 10% yang merasa produktifitasnya menurun.

Riset yang dilakukan mulai bulan November 2022 – hingga Januari 2023 ini melibatkan karyawan dari berbagai industri mulai dari IT, startup, perbankan, layanan kesehatan, pemerintahan, manufaktur, logistik, pendidikan, ritel, minyak & gas hingga konsultan pemasaran. Riset dilakukan secara online dengan 11 pertanyaan.

“Disrupsi yang dipicu oleh perkembangan teknologi, pandemi, hingga faktor perubahan lingkungan bisnis secara global akan terus terjadi. Pandemi Covid-19 yang memaksa perusahaan dan organisasi harus cepat beradaptasi menjadi pelajaran berharga dan harus dimanfaatkan perusahaan untuk mengidentifikasi cara dan model kerja yang lebih tepat untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan karyawan sebagai sumber daya strategisnya. Melalui riset ini kami berupaya memahami perspektif karyawan tentang bagaimana model kerja yang diharapkan oleh mereka untuk menjaga dan meningkatkan produktifitasnya untuk menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan terkait model kerja ke depan," kata Dodi Soewandi Koordinator Divisi Reseach iCIO Community.

Selain soal produktivitas yang lebih baik, ada sejumlah keuntungan lain yang dirasakan karyawan manfaatkan juga dirasakan oleh para karyawan dengan penerapan model kerja hybrid, yakni:

  • Penghematan biaya transport, keseimbangan kehidupan kerja, dan dapat mengontrol jadwal sendiri merupakan motivasi utama responden untuk dapat melakukan hybrid work
  • Hybrid Work membuat lingkungan kerja lebih sehat yang dapat mengurangi stress dan karyawan juga dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga. 

Sedangkan motivasi karyawan yang memilih model kerja seperti biasa atau work from office (WFO) adalah:

  • Bersosialisasi serta networking, kolaborasi dengan rekan kerja, dan membutuhkan fokus terhadap spesifik kerjaan.
  • Untuk menghadiri meeting yang diharuskan tatap muka.
  • Memanfaatkan berbagai fasilitas kantor yang didapat untuk memudahkan mereka bekerja.
  • Ingin membuat batasan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. 

Karena merasa jauh lebih produktif, karyawan yang memilih WFH mengharapkan ada dukungan lebih perusahaan kepada mereka, yakni:

  • Implementasi teknologi atau tools yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas karyawan karena mereka meyakini bahwa penerapan WFH atau model kerja yang lebih fleksbel akan menghadirkan peluang baru bagi perusahaan untuk menarik atau merekrut sumber daya manusia baru yang lebih tepat untuk kebutuhan perusahaan (35%)
  • Karyawan berharap perusahaan perlu membuat aturan dan pedoman yang jelas terkait ekspektasi perusahaan kepada karyawan yang memilih WFO dan WFH serta implikasi nya jika memilih salah satu dari yang lain (27%).
  • Karyawan juga mengharapkan perusahaan dapat lebih fokus pada membangun kepercayaan dan memperhatikan dampak psikologis penerapan WFH atau WFO pada karyawannya (22%).
  • Karyawan berharap dukungan perusahaan untuk perangkat teknologi (laptop, komputer, dan lain-lain); manfaat tambahan untuk biaya pulsa, internet, ataupun listrik; serta jaminan untuk tidak membeda-bedakan kompensasi dan tunjangan berdasarkan lokasi kerja.
  • Lebih jelas dalam mendefinisikan ekspetasi serta informasi terkait hybrid work pada karyawan (16%)

Jika dalam 12 bulan ke depan, perusahaan tempatnya bekerja benar-benar akan kembali menerapkan model kerja tradisional 51% karyawan akan mengikutinya dan sebanyak 30% karyawan akan proaktif memberikan bukti, manfaat, serta use-case terkait model kerja hybrid yang akan mendukung peningkatan produktifitas mereka dan tetap mendorong perusahaannya untuk bisa menerapkan model kerja yang lebih fleksibel.

Di sisi lain, 19% karyawan akan mencari tempat kerja atau perusahaan lain yang mendukung model kerja yang sesuai dengan harapan mereka, daripada harus kembali bekerja secara penuh waktu di kantor. Ini membuat karyawan merasa fleksibel dan keseimbangan hidup tercipta.

“iCIO Community berharap hasil riset ini bisa menjadi masukan bagi para perusahaan dan organisasi dalam menentukan model kerja ke depan yang lebih ideal dengan kebutuhan organisasi dan keinginan para karyawannya yang menjadi aset berharga untuk perusahaan,” kata Muhammad Suhada, Koordinator Divisi Research, iCIO Community.