Strategi CIO 2026: Tekankan Investasi Teknologi di Tengah Ancaman Ekonomi Global

1763028938kumpulan_email_web_banner_2jpg.jpg
Share

Di tengah ketidakstabilan ekonomi, geopolitik global dan munculnya regulasi baru yang menuntut penyesuaian strategi transformasi digital, Chief Information Officer (CIO) atau Pemimpin TI harus bisa mengambil langkah strategis demi kemajuan bisnis. Salah satunya, melalui investasi teknologi yang tepat agar memastikan tujuan bisnis tercapai secara efektif. 

Operation Director PT Sreeya Sewu Indonesia Soerjo Winarto mengatakan, investasi teknologi memang menjadi kedigdayaan bagi perusahaan dalam memastikan tujuan bisnis tercapai secara efektif. Namun, para CIO juga harus bisa memetakan aplikasi teknologi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. 

“Jangan melihat teknologi itu, tiba-tiba kita mau aplikasi teknologi itu. Tapi sebenarnya, teknologi itu apakah bisa applicable engga buat kita,” ujar Soerjo usai acara Executive Leadership Forum dan iCIO Awards 2025, di Jakarta, Kamis, 6 November 2025.

Ia tak menampik, ada banyak aplikasi seperti open source dengan biaya terjangkau yang bisa dipergunakan untuk memetakan bisnis perusahaan. Tentu saja, hal ini bisa menekan biaya operasional. 

“Investasi teknologi itu tidak selamanya mahal. Ada open source, ada cloud yang mana lebih terjangkau untuk kita. Kalau kita contohnya saja untuk AI Agent yang dasarnya itu open source dan cukup terjangkau,” jelasnya.

Terkait Capital Expenditure/Capex alias biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk investasi teknologi, Chief Technology Officer PT MNC Digital Indonesia Rio Anugrah menyatakan tak terbatas.

“Mengenai bujet, saya bilangnya tak terbatas. kita fleksibel saja. Tergantung bagaimana mengkomunikasikan dengan CIO,” akunya.

Menurutnya, apabila bujet yang digelontorkan berdampak signifikan untuk pendapatan dan efisiensi anggaran tentu harus dijalankan. Ia menekankan, peran CIO diperlukan dalam menganalisa dan implementasi teknologi agar tetap guna.

Adapun, Chief Digital & Technology Officer PT Golden Energy Mines Tbk Risetiyawan Dimas Sutejo menambahkan, bujet teknologi dirasa sangat penting untuk era serba digital saat ini.

“Apalagi kami, harga batu bara tidak se-seksi lagi dalam 2 tahun ke belakang. Jadi kita harus bisa berjalan positif dengan cara menekan apa yang bisa kita tekan,” bebernya.

Capital Expenditure/Capex yang dianggarkan pihaknya pun terbilang kecil. Perusahaan pertambangan di Indonesia wajib melaporkan aset-asetnya sebagai bagian dari kewajiban pelaporan yang komprehensif kepada pemerintah, khususnya Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Capek kita kecil, kenapa? karena di tambang itu semua aset harus dilaporkan ke Minerba. Jadi kalau untuk Capex digitalization kita kecil,” tandasnya.

Forum iCIO Community 2025

Dalam Executive Leadership Forum yang digelar iCIO Community, rangkaian ELF dilanjutkan dengan iCIO Awards 2025. Sebuah ajang apresiasi untuk merayakan mereka yang tidak hanya memimpin dengan visi, tetapi juga menginspirasi perubahan dan ketahanan di era digital yang dinamis. 

Dalam acara iCIO Awards 2025, iCIO Community dengan bangga mengumumkan empat pemimpin terpilih yang meraih penghargaan dalam tiga kategori untuk CIO dan satu kategori untuk CEO, yaitu: Soerjo Winarto, Operation Director PT Sreeya Sewu Indonesia sebagai The Most Innovative CIO; Rio Anugrah, Chief Technology Officer PT MNC Digital Indonesia/ RCTI+ sebagai The Most Intelligent CIO

Risetiyawan Dimas Sutejo, Chief Digital & Technology Officer PT Golden Energy Mines Tbk sebagai The Most Influential CIO; dan Anggara Hans Prawira, CEO PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai The Most Inspiring CEO.

“iCIO Awards lahir dari semangat untuk mengapresiasi sekaligus menginspirasi. Sepuluh tahun perjalanan ini menjadi momen refleksi bagi kami untuk melihat bagaimana peran CIO terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi transformasi digital Indonesia. Kami berharap ajang ini dapat terus menjadi sumber inspirasi bagi para pemimpin teknologi ke depan,” ujar Harry Surjanto, Founder iCIO Community

Menurutnya, empat pemimpin terpilih tahun ini mencerminkan esensi kepemimpinan visioner di era digital, di mana mereka tidak hanya mampu mengakselerasi inovasi dan meningkatkan daya saing bisnis, tetapi juga menghadirkan dampak nyata bagi organisasi dan masyarakat.